1. PUSH UP DALAM KARATE
Latihan Push Up adalah suatu latihan kekuatan fisik yang lazim ditemui di setiap cabang olah raga ilmu beladiri baik Karate, Taekwondo, Kungfu, Silat dsb. Semua beladiri tersebut memerlukan latihan push up untuk membentuk pengamalnya menjadi seseorang yang kuat serta tangguh fisiknya. Bahkan dalam olah raga beladiri tertentu semisal Karate seseorang yang mempunyai kapalan di tangannya, akan dikagumi oleh orang-orang disekitarnya khususnya teman-temannya sesama pengamal beladiri. Hal ini dikarenakan orang yang tangannya kapalan berarti ia sudah sangat sering push up dengan tinjunya atau kepalannya, bahkan sudah menjadi kebiasaan atau gaya hidupnya sehari-hari. Sebagaimana kita tahu orang yang sudah sangat sering push up dengan tinjunya, berarti mempunyai pukulan yang mematikan dikarenakan latihan push up tersebut memberikan mamfaat berupa daya dorong yang kuat pada tangan/tinjunya, sehingga pukulannya akan memberikan daya dorong tenaga (power) yang besar dan kecepatan yang mengagumkan. Selain untuk memperkuat daya dorong pukulan, push up juga mempunyai beberapa mamfaat lain yaitu:
Pertama:
Push Up menguatkan otot Lengan, Bahu dan Dada. Gerakan push up yang terpusat pada tubuh bagian atas akan membuat dada dan bahu anda kuat dan tegap, lengan anda sebagai pusat penggerak akan mempunyai otot yang kekar dan kuat.
Kedua:
Push Up juga membuat anda tidak mudah terkilir, terutama pada bagian lengan dan bahu. Selain kuat otot lengan dan tubuh bagian atas menjadi lebih lentur.
Ketiga:
Push Up membantu melancarkan aliran darah ke kepala, terlebih lagi bila anda melakukan latihan leher sebelum memulai push up sesuai dengan petunjuk di atas, sehingga anda akan dapat merasa lebih segar dan nyaman.
Bagaimana cara latihan Push Up yang benar? , berikut adalah tips-tipsnya:
Sebelum memulai latihan Push Up, selalu awali dengan latihan leher, lakukan gerakan menekuk leher ke depan dan kebelakang minimal 30 kali, lanjutkan dengan menekuk ke kiri dan ke kanan minimal juga 30 kali, dan lanjutkan dengan membuat gerakan memutar, dengan setiap 3 kali gerakan berganti arah putaran, ulangi sampai 5 kali. Latihan leher diperlukan agar anda tidak mengalami cedera leher akibat tarikan urat leher pada saat melakukan gerakan push up. Latihan leher ini juga mencegah anda dari rasa pusing setelah push up.
Untuk melakukan push up yang benar, mula-mula posisikan tubuh anda tertelungkup. Letakkan lengan tepat di samping kanan dan kiri anda, tidak terlalu lebar juga tidak terlalu sempit. Bagi yang ingin memperkuat pukulannya maka Push Up dengan tangan dikepalkan adalah lebih baik. Berikut adalah contoh gambarnya:
Pada gambar tsb, bagian yang dilingkari adalah yang menjadi tumpuan berat badan alias yang menempel pada lantai/tanah, karena bagian tsb merupakan bagian/alat yang digunakan untuk memukul lawan. kemudian Tarik nafas sebelum mengangkat tubuh, dan bersamaan dengan gerakan lengan mengangkat tubuh anda lepaskan nafas. Saat bergerak turun tarik nafas kembali.Bagaimana cara melakukan repetisi Push Up yang baik? Berikut Tipsnya:
- Idenya adalah untuk memulai push up secara bertahap sehingga setiap ketidaknyamanan Anda merasa hari berikutnya adalah minimum. Mulai dengan 10 push up minggu pertama. Anda dapat melakukan push sehari-hari atau setiap hari dan setengah. Anda bisa mengambil libur akhir pekan sehingga tubuh Anda memberikan cukup waktu untuk memulihkan dan memperkuat. Pastikan Anda minum cukup air setelah push up untuk mencegah dehidrasi karena hal ini akan berdampak negatif bangunan otot Anda.
- Minggu berikutnya menambahkan lain 10 push up untuk rutinitas Anda dan tren ini harus terus sampai Anda mencapai 100 push up. Penting bahwa Anda tetap memperpanjang target Anda sehingga Anda membantu Anda untuk mengencangkan otot dan tumbuh.
- Jika Anda terus meningkatkan jumlah push up yang Anda lakukan setiap minggu, Anda akan melihat perbedaan massa otot Anda dengan bulan kelima.
|
Kapalan seorang Karateka yang sering Push Up
2. MELATIH TANGKISAN DALAM KARATE
Pada jurus (KATA) tahap awal, selain mempelajari pukulan juga mempelajari tangkisan dasar. Teknik melatih tangkisan hampir sama dengan melatih pukulan, bedanya adalah pada konsentrasi tenaganya. Dalam melatih tangkisan kita harus membiasakan menangkis dari segala arah, baik menangkis bawah, tengah, atas, samping maupun belakang, selain itu jangan membiasakan diri ketika turgul hanya menangkis saja, tetapi setelah sekali menangkis maka langsung diikuti dengan gerakan menyerang, Pengaturan tenaga antara menangkis dan menyerang juga perlu diatur, jangan sampai tenaga habis hanya dipergunakan untuk menangkis sehingga ketika menyerang tenaga sudah kosong. Dan untuk memperkuat tangkisan maka disarankan menggunakan alat bantu berupa kayu yang dibungkus dengan kain halus, sehingga tidak merusak syaraf, jika dalam beladiri wing chun menggunakan alat berupa boneka kayu yang bernama Mok yang Jong.
3. Pentingnya Latihan Menangkis
Karate diciptakan oleh master2 zaman dahulu adalah untuk mempertahankan diri, bukan untuk menyerang. Karena serangan Karate bisa sangat membahayakan Jika digunakan sembarangan maka akan mencelakai orang. Orang yang jadi korban bisa jadi cacat atau meninggal. Karena saking bahayanya ilmu Karate ini, maka oleh master2 dahulu diciptakanlah jurus/Kata yang tekniknya kebanyakan didominasi oleh tangkisan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar nantinya karate diharapkan tidak disalahgunakan dalam pengamalannya dikemudian hari. Seperti kita tahu bahwa dalam prinsip Karate tidak ada yang namanya menyerang terlebih dahulu alias jika kita diserang baru kita membela diri. Itulah sebabnya dalam setiap jurus Karate selalu dimulai dengan tangkisan. Dalam setiap tehnik Beladiri Karate selalu ditekankan untuk mempertahankan diri/melindungi diri terlebih dahulu, baru kemudian menyerang. Melindungi diri terlebih dulu maksudnya si pelaku karate dituntut untuk terus memprioritaskan belajar dan melatih gerakan tangkisan secara konsisten dari pada melatih gerakan memukul atau menendang. Di sini setiap murid karate ditekankan untuk lebih banyak belajar dan melatih tangkisan ketimbang pukulan. Hal ini bukan berarti melatih pukulan/tendangan dinomor duakan tetapi dalam pertarungan sebenarnya orang yang mempunyai skill menangkis yang lebih baik memiliki kemungkinan untuk menang lebih besar, walaupun skill pukulannya rendah atau paling tidak dalam kondisi terburuk orang tsb walaupun tidak slalu menang dalam pertarungan tapi ia dapat meminimalisir tingkat bahaya serangan musuh/dapat menahan gempuran serangan lawan sehingga tingkat cedera pada dirinya dapat diminimalisasi sekecil mungkin. Sekarang kita bandingkan dengan sebuah contoh: - Si A belajar dan melatih tangkisan serta pukulan dengan kompasisi: latihan tangkisan =80%, latihan pukulan/tendangan=20%
- Si B belajar tangkisan dan pukulan dengan komposisi: latihan tangkisan=20%, latihan pukulan dan tendangan=80%
Ketika mereka berdua diadu dalam sebuah pertarungan, manakah diantara mereka yang menang? Apakah si A yang mempunyai pertahanan yang paling kuat atau si B yang mempunyai pukulan dan tendangan paling kuat dan cepat? Jawabannya adalah yang menang si A, karena sekuat dan secepat apapun si B melancarkan pukulan, pukulannya akan selalu meleset/tertangkis oleh si A, dan ketika kemudian si A membalas dengan menyerang melalui pukulannya ke si B, mungkin pada tahap ini serangan pukulan yang dilancarkan si A kualitasnya tidak sebagus pukulan yang dilancarkan si B. kualitas pukulan si A boleh jadi dari segi kecepatan rendah, dan dari segi kekuatan atau bobot pukulan juga rendah. Sehingga pukulan si A belum bisa segera membuat kapok si B atau menjatuhkan si B. Tapi lama-kelamaan seiring dengan akumulasi pukulan yang masuk ke tubuh si B, pukulan yang lemah sekalipun dapat mencedrai si B dan akibatnya si B ambruk ke tanah (kalah). Melatih keterampilan menangkis juga membantu kita dalam bertahan dalam suatu pertarungan. Musuh yang melancarkan serangan terus-menerus secara bertubi2 tapi selalu berhasil kita tangkis, lama kelamaan akan menguras energi musuh juga, sehingga lambat laun kecepatan pukulannya akan melambat bahkan berhenti sama sekali. Di saat pukulannya lambat terbukalah peluang/celah untuk kita memukulnya. Latihan menangkis juga dapat menghindarkan tubuh kita dari cedera yang serius akibat pukulan telak musuh. Sehingga kalau saat menit pertama saja kita sudah kena pukul telak dan terhuyung-huyung, bagaimana jika kita akan bertarung di menit2 selanjutnya, pasti lebih berat. Dalam hal ini bukannya penulis mengabaikan latihan memukul/menendang. Tidak sama sekali tidak! Tetapi penulis hanya ingin sekedar meluruskan kembali muksud dan tujuan latihan karate. Penulis perhatikan banyak diantara para siswa2 Karate yang lebih enak melatih Karatenya hanya sebatas teknik memukul atau menendang saja, sedangkan mereka tidak bergairah untuk melatih tangkisan. Waktu mereka berlatih di Dojo, mereka terpaksa harus mengikuti sensei mereka dalam melakukan gerakan2 termasuk teknik tangkisan. Tapi teknik tangkisan yang mereka latih di Dojo atas intruksi senseinya tidak membuat mereka senang. Mereka tidak menghayati gerakan tangkisan yang mereka lakukan. Sesudah sampai di rumah mereka melupakan semua latihan teknik tangkisan waktu di Dojo, mereka kembali hanya melatih pukulan secara berulang2 tanpa melatih tangkisan sedikitpun. Mereka berlatih di rumah hanya bergairah untuk melatih pukulan saja. Sebenarnya ini tidak salah, banyak Karateka yang berlatih memukul Makiwara di rumah. Maksud penulis latihlah pukulan sampai baik dan perbanyaklah latihan Tangkisan, karena tangkisan dapat melindungi anda dari cedera dan kekalahan.
MELATIH KECEPATAN DALAM PERTARUNGAN KUMITE.
Membaca suatu artikel tentang beladiri Taekwondo, saya jadi terinspirasi untuk menulis sabagai bahan untuk memperkaya dan menyempurnakan pengetahuan tentang latihan beladiri khususnya Karate. Barangkali dengan tulisan saya ini akan membantu menambah wawasan para karateka tentang gaya latihan fisik mereka, sehingga tehnik dan kekuatan fisiknya akan lebih baik.
Dalam rangka menyiapkan diri anda untuk pertandingan yang akan berlangsung 8 minggu, hal2 apa saja yang ingin anda lakukan untuk mempersiapkan diri? Apakah anda akan melakukan: 1. Lari jarak pendek 1 - 2 km 2. Lari jarak menengah 3 - 5 km 3. Lari jarak jauh 6 - 10 km 4. Sprint 50 - 100 meter
Sebelum anda mengetahui jawaban mana yang benar ada baiknya anda memahami hal2 yang penting dalam dulu tubuh anda. Tubuh kita terdiri dari dua serat otot yaitu otot merah dan otot putih. Serat otot merah adalah serat otot yang bekerja dengan lambat namun lebih tahan lama atau yang lebih dikenal dengan “sentakan lambat”. Sedangkan serat otot Putih adalah serat otot yang bekerja dengan cepat dan meledak-ledak yang dikenal dengan “sentakan cepat”. Setiap orang mempunyai komposisi yang berbeda antara otot putih dan otot merah, atau dengan kata lain seseorang mungkin ada yang memiliki serat otot Putih lebih banyak dibandingkan dengan otot merah, tapi yang lainnya ada yang memiliki serat otot putih yang lebih sedikit dibandingkan otot merahnya. Atlit olympiade yang lari pada jarak pendek seperti 100m/400m mempunyai sejumlah besar otot putih. Sedangkan pelari marathon dan pelari jarak jauh seperti 1600m mempunyai sejumlah besar otot merah. Jika kita tukar antara si pelari jarak jauh dengan jarak pendek, maka pelari jarak pendek akan mudah kelelahan di marathon dan pelari marathon akan sangat lambat larinya di jarak 100m. Bial anda sudah mempunyai komposisi serat otot putih maupun merah yang mungkin tidak sesuai dengan harapan anda tidak apa2. Itu karunia dari Sang Maha Pencipta, nikmatilah! Tapi berita baiknya serat2 otot tersebut bisa dilatih. Kemudian yang perlu anda pahami adalah bahwa Karate adalah olahraga yang cepat dan meledak-ledak. Poin akan anda dapatkan saat anda menyerang cukup cepat untuk mengenai sasaran sebelum lawan anda dapat menghindar. Akan menjadi sulit jika anda bergerak dengan lambat. Jika anda memilih jawaban no. 3 adalah artinya anda berlatih gerakan yang lambat untuk Mempertahankan pada waktu yang lama, sedangkan dalam pertandingan waktunya Cuma 3-4 menit per ronde (bukan waktu yang lama). Jika anda memilih jawaban no. 2, maka anda masih melatih otot merah anda. Jarak 3-5 km adalah jarak untuk daya tahan bukan untuk ledakan. Jika anda memilih jawaban no. 1, anda masih benar tapi masih kurang masalahnya saat anda berlari 1-2 km, potensi otot putih belum digunakan dengan maksimal. Coba pikir seperti ini, kita ambil rata-rata, biasanya seorang Karateka bisa berlari dengan jarak ini sekitar 5-6 menit. Masih saja, ini masih kurang tepat karena dalam pertandingan karate, anda memerlukan ledakan yang besar namun dalam waktu yang pendek. Jika anda memilih jawaban no.4 maka itu suatu jawaban yang tepat karena dalam sebuah lari sprint yang maksimal membuat otot anda bekerja dengan kemampuan yang sama dengan saat pertandingan Karate. Sekarang mungkin anda bertanya, "tapi hanya dibutuhhkan waktu 13 detik untuk berlari sprint 100 meter, dan pertandingan Karate berlangsung 3 menit." Jadi halini kenapa anda akan beristirahat selama 15 detik kemudian berlari sprint lagi 100m. Lanjutkan dengan pola seperi ini sampai waktu 3 menit. maka anda akan terbiasa dengan waktu pertandingan Taekwondo sekitar 2-3 menit dengan waktu istirahat 1 menit.
Pola berulang ini sprint-istirahat-sprint-istirahat dst. sangat mirip dengan pertandingan Karate. Kebanyakan pertandingan ada saat yang meledak-ledak yakni sekitar 13 detik. Kemudian biasanya ada waktu seseorang akan tidak melakukan serangan dan hanya berputar-putar sekitar lapangan sebelum kemudian melakukan ledakan lagi. Begitulah persiapan fisik untuk pertandingan, tapi menurut pendapat penulis lari jarak jauh juga tidak boleh diabaikan, karena dengan berlari jarak jauh tubuh kita akan menjadi siap atau tidak kaget dalam melakukan latihan sprint, sehingga sprint kita bisa mencapai tingkat yang maksimal. Lari jarak jauh juga berguna untuk meningkatkan ketahanan tubuh kita dalam bertarung jika dalam pertarungan yang sebenarnya, seumpama kita sedang melawan satu orang atau dikeroyok tiga orang, maka kita dituntut untuk mempunyai ketahanan fisik yang lama, karena dalam pertarungan yang sebenarnya tidak mengenal waktu, jadi siapa yang paling tahan itu adalah yang menang.
PRINSIP BERLATIH KARATE
1. Pelajari gerakan Kihon yang benar dari Kata tersebut termasuk cara
kuda2 yang benar. Lalu pelajari pola arah (embusen) dari kata tersebut.
Kemudian pahami praktik (bunkai) dari setiap gerakan kata Itu.
2. Hapalkan tiap rangkaian gerak Kata tersebut. Bila tidak sanggup untuk
menghapal semuanya maka boleh sepotong-sepotong/setahap-demi setahap, lama2
gerakan kata secara keseluruhan tersebut bias dihapal.
3. Setelah kita hapal akan suatu Kata tersebut, kemudian kita dituntut untuk
mengulang-ulang Kata tersebut sampai melekat pada memori tubuh kita. Setiap
kata yang kita pelajari harus memperhatikan:
a. Urutan yang benar. Setiap kata memiliki jumlah dan urutan gerakan yang
standar, tanpa boleh memodifikasinya (modifikasi hanya ketika latihan
bunkai atau aplikasi)
b. Setiap kata berawal dan berakhir pada titik yang sama.
c. Arti dari setiap gerak (Bunkai) harus dipahami secara jelas, apakah
merupakan teknik bertahan atau menyerang. Demikian juga keseluruhan
rangkaian gerak dalam satu kata, setiap kata memiliki ciri khas
masing-masing.
d. Penyaluran tenaga (Kime) ke suatu target/sasaran, tahu kapan kita akan
menyalurkan tenaga untuk menyerang kapan untuk menangkis. Saat kita
melakukan serangan baik itu pukulan atau tendangan, konsentrasi
pikiran kita tertuju pada titik sasaran/lawan yang akan kita pukul
atau tendang. Jadi benar2 seperti dalam kenyataan. Pukulan/tendangan
kita benar2 harus kita lepaskan dengan tenaga besar yang maksimal
dengan niat sungguh2 akan menaklukkan lawan bahkan dengan sekali
serangan (Ikken Hissatsu), karena dalam latihan kata kita seolah-olah
seperti dalam kepungan musuh, jadi sebelum kita diserang lebih baik
kita serang dahulu lawan kita sampai tidak berkutik dengan sekali
serangan (Ikken Hissatsu). Hal ini dapat mengefisienkan tenaga jika
dalam pertarungan sebenarnya.
e. Ritme gerak setiap teknik harus diterapkan secara pas, dan tubuh harus flesibel. Ingat tiga kunci; penggunaan porsi tenaga yang benar, kecepatan atau kelambatan dalam eksekusi teknik, serta penguluran atau kontraksi otot. f. Teknik bernafas harus sesuai dengan gerakan yang dikakukan, saat sedang menangkis berbeda dengan saat menyerang. Demikian juga saat melakukan suatu teknik yang merupakan rangkain beberapa gerakan sekaligus. Setiap kata umumnya memiliki dua kali kiai. Saat kiai adalah saat nafas dikeluarkan secara serta-merta, dengan menegangkan otot abdomen, saat tersebut kekuatan ekstra akan dihasilkan. g. Imajinasi kia akan lawan, agar mendatangkan keuntungan yang lebih besar pada kita dari latihan kata, hendaknya pada saat latihan, kita jangan cuma menggerakkan kaki dan tangan saja, walaupun menggerakaannya dengan kecepatan dan tenaga yang sangat besar, tanpa mengkhayalkan lawan yang seolah-olah berhadapan dengan kita adalah sama juga
bohong,gerakan kita menjadi tidak bermakna. Itu menyebabkan gerakan
kita menjadi tidak berfokus pada titik serangan, dan membuat muscle
memory kita buyar akan jurus tersebut. Sehingga bila swaktu-waktu jurus
tersebut dibutuhkan oleh kita untuk membela diri, jurus tersebut tdak
bisa keluar, karena memang dari memory kita tidak terekam dengan kuat
apa yang kita latih untuk membela diri. Jika kita sering mengkhayalkan
berhadapan dengan musuh dalam setiap latihan kata kita, maka otomatis
akan terekam dengan jelas gerakan jurus dalam memory kita. Sehingga
ketika kita dalam keadaan yang sangat mendesak dan sangat memerlukan
jurus/kata tersebut, pikiran kita akan mengirimkan perintah ke memory
kita untuk mengeluarkan jurus, lalu memory kita akan mengeluarkan
jurus/kata untuk mengantisipasi serangan sesuai dengan gerakan musuh
yang dibaca. Cara mengkhayalkan musuh yang baik saat latihan kata
adalah terdiri dari beberapa tingkatan yaitu sebagai berikut: level pertama adalah saat gerakan Kata kita merasa belum lincah, bertenaga, cepat dan terkoordinasi dengan baik maka sebaiknya kita membayangkan lawan yang lebih lemah dari diri kita. level kedua adalah saat gerakan Kata kita sudah lebih lincah, bertenaga, cepat dan terkoordinasi dengan baik dari level sebelumnya maka kita sebaiknya membayangkan lawan yang memiliki kekuatan sama dengan kita. Level ketiga adalah saat gerakan Kata kita sudah diatas melebihi level sebelumnya maka kita membayangkan lawan yang memiliki kekuatan yang lebih besar dari diri kita, begitu terus selanjutnya. Pengkhayalan musuh ini bertujuan untuk meningkatkan kelincahan, kecepatan, kekuatan, koordinasi tubuh dari gerakan kata kita. h. Perbaiki gerakan yang sulit dulu. Jika ada rangkaian gerakan yang bagi anda terasa sulit atau kurang lancar, berikan perhatian lebih padanya, ulangi sampai benar, dan slalu dibayangkan atau relevansi atau keterkaitan tehnik dengan kemungkinan aplikasinya dalam pertarungan. Nah bagaimana komentar anda? sudahkah anda meningkatkan kualitas latihan kata anda?
|